ilustrasi kisah nabi Isa, sumber gambar Nabi Isa dijelaskan dalam Alquran surat Ali Imran dan surat Maryam. Sebanyak 17 ayat menjelaskan kelahiran tentang kelahiran Nabi isa yang merupakan putri Maryam. Maryam merupakan seorang wanita yang berasal dari keluarga baik-baik dan terpuji di kalangan Bani israil. Ia dikenal sebagai sosok wanita ahli ibadah dan memilih untuk tidak hari, Malaikat Jibril mendatangi Maryam dan mengabarkan bahwa Allah swt akan memberikan seorang anak laki-laki kepadanya. Saat itu, Jibril menjelam menjadi sosok manusia yang utuh, sedangkan Maryam tengah berada pada posisi di mana ia menyendiri di suatu tempat. Maryam takut bila Jibril yang dalam wujud manusia itu berbuat tidak senonoh kepada berkata, “Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa.” QS. Maryam ayat 18.Jibril membalas ucapan Maryam, “Sesungguhnya aku hanyalah urusan Tuhanmu yang ditugaskan untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” Surat Maryam ayat 19.Maryam tidak mengerti bagaimana caranya ia bisa punya anak laki-laki, sedangkan ia tidak memiliki suami. Selanjutnya, Jibril meniup baju kurung Maryam dan tiupan tersebut masuk ke dalam farjinya. Atas seizing Allah SWT, Maryam akhirnya mengandung anak Bani Israil yang Zalim kepada Nabi Isailustrasi kisah nabi Isa, sumber gambar mengetahui bahwa Maryam memiliki anak tanpa suami, penduduk Bani Israil menganggap bahwa Maryam adalah seorang pezina. Namun, atas izin Allah SWT, Nabi Isa yang masih kecil diberikan kemampuan untuk berbicara dan menyampaikan kebenaran, bahwa Ia merupakan Nabi yang diutus oleh Allah SWT,Namun, penduduk Bani Israil justru merasa dengki dengan Nabi Isa karena telah dianugerahi kenabian oleh Allah SWT. Apalagi, Nabi Isa juga mendapatkan beragam mukzizat yang nyata seperti mampu menyembuhkan orang buta, mampu menyembuhkan orang sakit dan mampu menghidupkan kembali orang yang telah mati. Beliau juga mampu membuat burung yang berasal dari tanah kenabian Nabi Isa tidak lantas membuat penduduk Bani Israil bertaubat. Justru, mereka semakin berbuat zalim hingga merencanakan pembunuhan. Kisah Nabi Isa ini tertuang dalam Surat An-Nisa’ ayat 157-159, bahwa mereka mengaku telah membunuh Isa Al Masih. Padahal, mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya karena oleh Allah SWT diganti dengan orang lain yang menyerupai Nabi Isa. Kejadian yang sebenarnya adalah Allah SWT mengangkat Nabi Isa ke langit dan menempatkannya di tempat yang dikendaki Allah SWT. DLA
Parapengikut Nabi Isa (as) merasa ketakutan sampai-sampai mereka memutuskan untuk tidak memberitahu siapa pun tentang kemunculan Nabi Isa (as) dari makam (Markus 16: 8). Tidak sekali pun Nabi Isa (as) tampil di hadapan para penganiaya atau berjalan melalui pusat kota Yerusalem meminta orang-orang untuk menerimanya sebagai Almasih yang telah loading...Kisah Nabi Isa alaihissalam dan kelahirannya diceritakan dalam banyak ayat Al-Quran di antaranya Surat Maryam, Surat Ali Imran dan Surat Al-Maidah. Foto/ilustrasi Nabi Isa 'alaihissalam adalah seorang Rasul bergelar 'Ulul Azmi yang diutus Allah Ta'ala untuk Bani Israil. Dalam lisan Arab, beliau bernama Isa Al-Masih dan Isa ibnu Maryam. Sedangkan dalam Injil disebut Yesus atau Jesus Christ, Messiah dalam bahasa Inggris. Mengenai kelahirannya, masing-masing agama memiliki pendapat Al-Qur'an, kisah Nabi Isa 'alaihissalam diceritakan dalam banyak ayat. Di antaranya, Surat Maryam ayat 16-36; Surat Ali 'Imran ayat 49-55; dan Surat Al-Ma'idah ayat 110-118. Tentang kelahiran Nabi Isa sebenarnya Al-Qur'an cukup menjadi rujukan, sebab pengetahuan tentang hal ini hanya Allah Yang Maha Tahu. Mari kita simak penjelasan Gus Musa Muhammad dalam satu kajiannya berikut. Kita awali dari sekitar 550 tahun sebelum Baginda Nabi Muhammad SAW lahir. Kelahiran Nabi Isa dalam pandangan umat Kristiani adalahh bulan Desember. Perlu dicermati, Desember adalah musim dingin winter, dimana matahari sedang berada di bumi bagian selatan, dan bumi bagian utara mengalami musim dingin. Adapun sesuai geografi posisi Palestina wilayah dimana Nabi Isa dilahirkan berada di lingar garis utara, yang artinya mengalami 4 musim summer, auntum, winter, spring panas, gugur, dingin, semi.Kelahiran Nabi Isa Isa ibnu Maryam diceritakan dalam Surat Maryam di mana saat itu sedang musim buah kurma. Dan buah kurma itu tidak berbuah pada musim dingin. Sebab, kurma mulai berbuah pada musim semi dan masak ranum di awal musim mengisyaratkan kelahiran Nabi Isa sebagaimana firman-Nya berikutفَاَجَآءَهَا الۡمَخَاضُ اِلٰى جِذۡعِ النَّخۡلَةِۚ قَالَتۡ يٰلَيۡتَنِىۡ مِتُّ قَبۡلَ هٰذَا وَكُنۡتُ نَسۡيًا مَّنۡسِيًّاArtinya "Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya bersandar pada pangkal pohon kurma, dia Maryam berkata, "Wahai, betapa baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan." QS Maryam ayat 23Ayat berikutnya "Maka dia Jibril berseru kepadanya dari tempat yang rendah, "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu." QS Maryam ayat 24"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." QS Maryam ayat 25"Maka makan, minum dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini." QS. Maryam ayat 26Gus Musa Muhammad menerangkan, keterangan ayat di atas menunjukkan bahwa kelahiran Nabi Isa bukan di musim dingin Desember, melainkan pada musim gugur kurma yaitu musim panas antara Al-Qur'an ini menjadi bantahan bilakah Isa ibnu Maryam dilahirkan di musim dingin dimana semua pohon tidak berdaun apalagi berbuah? Sehingga timbul pertanyaan, perayaan Natal 25 Desember itu, perayaan lahirnya siapa?Untuk diketahui, Nabi Isa selama hidupnya tidak pernah menyatakan kepada Bani Israil bahwa dirinya dan ibunya, Maryam, adalah tuhan dan tidak pernah pula memerintahkan untuk menyembah mereka berdua. Hal ini diabadikan dalam Surat Al-Maidah, Allah berfirman yang artinya "Dan ingatlah ketika Allah berfirman, "Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?" Isa menjawab, "Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib." QS. Al-Maidah Ayat 116"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu, "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu," dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." QS. Al-Maidah Ayat 117Pada ayat di atas, Nabi Isa tidak pernah menyatakan diri atau ibunya sebagai tuhan yang harus disembah. Bahkan beliau menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain Allah dan dia mengajak para pengikutnya untuk menyembah hanya kepada Allah yang satu. Baca Juga Wallahu A'lam rhsPernyataanAlquran mengenai penyaliban: 157 dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih pahamSelama berabad-abad tiga agama Ibrahim; Yahudi, Kristen dan Islam mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentang sosok Nabi Isa as, dalam berbagai bidang dan sisi adalah peristiwa yang paling kontroversial dalam kehidupan Yesus/Nabi Isa as. Catatan-catatan tentang Penyaliban berbeda satu sama lain diantara agama-agama Ibrahim tersebut. Apa yang terjadi pada saat proses Penyaliban, dan peristiwa-peristiwa yang mengikutinya setelah itu, telah membuat orang terpecah belah, yang seringkali pahit, sejak abad pertama. Pandangan Yahudi Pandangan Yahudi di zaman Yesus sederhana; Yesus telah dijatuhi hukuman mati di atas kayu salib dan telah berhasil dieksekusi oleh pasukan Romawi, sehingga batal-lah pesan ke-almasihan-nya. Ia adalah Almasih yang palsu dan bukan sosok yang mereka tunggu. Di zaman ketika pemberontakan kaum Yahudi sering dipatahkan oleh orang-orang Romawi [misalnya Aquaduct Riots di awal pemerintahan Pontius Pilatus], Yesus menjadi sosok yang lain. Sampai hari ini orang-orang Yahudi masih menunggu kedatangan Almasih mereka. Sebuah simbol yang paling nyata dari penderitaan mereka adalah doa umum yang selalu dipanjatkan di Tembok Ratapan, yang dianggap bagian dari Bukit Bait Suci Kedua Second Temple Mount yang dibangun kembali oleh Herodes yang Agung di Yerusalem. Dinding tersebut telah diberi nama berdasarkan laporan dari abad ke 19 oleh para wisatawan Eropa yang sering menyebut tembok tersebut sebagai tempat meratap orang-orang Yahudi’. 1 Tempat ini juga disebut sebagai tempat dimana orang-orang Yahudi datang untuk meratapi kehancuran Bait Suci Kedua, yang terjadi sekitar 70 Masehi. Lebih dari 3000 tahun setelah Musa, orang-orang Yahudi masih belum menerima kebenaran Almasih, meskipun beberapa minoritas kelompok Yahudi telah menerima Yesus sebagai Almasih mereka. Pandangan Kristen Ayat Alkitab berikut menunjukkan arti pentingnya Penyaliban dan Kebangkitan dalam teologi Kristen; ayat ini diambil dari salah satu surat Paulus yang ada dalam Perjanjian Baru “Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.”2 Keyakinan umat Kristiani terhadap Penyaliban adalah melalui kematian dan kebangkitan Yesus umat manusia telah diselamatkan dari Dosa Warisan Adam dan Hawa. Inilah aspek utama dari Doktrin Penebusan Dosa, pokok keyakinan umat Kristen. Dalam film dokumenter BBC Did Jesus Die?” Friar Jerome Murphu O’Connor menekankan pentingnya Penyaliban dan Kebangkitan. Ia mengatakan tentang Kebangkitan “..hal yang sangat fundamental bagi iman Kristiani dan saya tidak meragukannya dan akan selalu seperti itu…” 3 Pandangan Islam Abad ke-7 Masehi, saat Islam muncul di Semenanjung Arab, kedudukan Nabi Isa as menjadi sosok yang ditekankan dan banyak diulang di dalam Al-Qur’an. Kita jumpai terdapat 25 kali penyebutan tentang Nabi Isa as dan salah satu Surah Al-Qur’an telah didedikasikan untuk ibunda beliau, Siti Maryam Surah 19 – Surah Maryam Berkaitan dengan Penyaliban, ayat-ayat Al-Qur’an tegas menolak tentang kematian Nabi Isa diatas kayu salib. Walaupun ayat ini telah ditafsirkan secara berbeda-beda. Pada umumnya pandangan Islam adalah meyakini bahwa Nabi Isa tidak dinaikkan di tiang salib melainkan diangkat ke langit dan orang lain menggantikannya di tiang salib – ini hanyalah salah satu dari berbagai pandangan tentang peristiwa tersebut. Al-Qur’an menjelaskan tentang Penyaliban ini bahwa bahwa orang-orang Yahudi tidaklah membunuh Nabi Isa as. “Dan ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa Ibnu Maryam, Rasul Allah swt.,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula mematikannya di atas salib, akan tetapi ia disamarkan kepada mereka. Dan, sesungguhnya orang-orang yang berselisih dalam hal ini niscaya ada dalam keraguan tentang ini; mereka tidak mempunyai pengetahuan yang pasti tentang ini melainkan menuruti dugaan; dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin. 4157 Tetapi ayat ini telah ditafsirkan dalam dua versi yang yang sangat berbeda “Tetapi, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 4158 Kalangan Islam pada umumnya berpandangan bahwa tubuh Nabi Isa as telah diangkat ke langit. Sedangkan ulama lainnya menafsirkan bahwa Allah telah memuliakan Nabi Isa as dalam hal kedudukannya, dengan menyelamatkannya dari kematian terkutuk di tiang salib. Selamatnya Nabi Isa dari Penyaliban Adalah Pandangan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad yang mengatakan bahwa Nabi Isa tidak mati saat Penyaliban, tetapi ia selamat dari percobaan tersebut. Ketika kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan pengertian ini kita akan menemukan arti yang lebih rasional dan jauh dari pemahaman supranatural. Begitu juga dengan penafsiran ini kitapun juga bisa mencocokkan riwayat Al-Qur’an dan Alkitab dan nampak keduanya menunjukkan kisah yang sama. Pandangan tentang Nabi Isa selamat dari Penyaliban bukanlah yang baru. Dalam dunia ilmiah pandangan ini dikenal dengan the Swoon Theory yang sudah dikenal di kalangan ilmiah sejak 1780. Di zaman modern sekarang, ide ini telah mendapatkan penerimaan dan cakupan yang lebih luas di kalangan akademisi, dokumenter dan film. Elain Pagels Professor Elain Pagels, Profesor Agama di Universitas Princeton, berkomentar tentang teori ini, ia menyatakan “Ada banyak versi dari cerita ini, salah satunya terdapat di dalam sebuah buku tahun lalu The Passover Plot yang menunjukkan bahwa Yesus telah dibius diberi obat penenang di kayu salib, sehingga ia diturunkan lebih awal dan karena itulah ia bisa selamat, tentu saja ini adalah sebuah kemungkinan.” 4 Ini adalah satu-satunya pandangan yang berdasarkan Al-Qur’an dan Alkitab yang keduanya mungkin saja benar dalam riwayat tentang peristiwa penyaliban. Terdapat banyak petunjuk dalam Perjanjian Baru bahwa Yesus selamat dari Penyaliban Muslim Herald, Edisi Khusus, vol. 18, No. 6, Juni 1978 Dr Jamers Tabor Dalam dokumenter BBC yang sama, Dr James Tabor, Ketua Depertemen Studi Agama di Universitas North Carolina, menjelaskan lebih dalam tentang peristiwa yang terjadi 2000 tahun yang lalu. “Ketika kalian memperhatikan kisah Yesus dan bagaimana beliau dieksekusi oleh pasukan Romawi, beliau berada di tiang salib selama enam jam, asumsinya adalah ia sudah mati. Para prajurit Romawi memerika tubuh beliau. Ada dua orang lainnya yang disalibkan, yang sesuai dengan kisah Injil mereka kemudian dipatahkan kakinya untuk mempercepat kematian mereka, karena akan memasuki hari sabat. Saat mereka menghampiri Yesus mereka menyatakan beliau telah mati. Hal itu nampaknya karena tubuh beliau sudah tidak bergerak lagi dan sudah berhenti bernafas. Mereka kemudian mengurus tubuhnya dan menempatkannya di dalam kubur dan diperkirakan semua tertutup, dan untuk tujuan praktis beliau sudah mati – pertanyaanya adalah, apakah beliau sudah mati secara klinis? Dr Tabor selanjutnya menjelaskan bahwa terjemahan yang lebih baik untuk Resurrection kebangkitan adalah resusciatation Penyadaran kembali. Ia lebih lanjut menjelaskan hal ini dengan mengatakan “Kami memiliki cerita-cerita, baik di dunia modern ataupun dunia kuno, tentang orang-orang yang tampak mati dan untuk penjelasan praktisnya memang telah mati – yaitu mereka sudah tidak merespon lagi dunia luar – tetapi pada kenyataannya kemudian mereka bangkit kembali. Kami menyebutnya ini sebagai proses resusitasi, tetapi jika Anda ingin membahasakannya maka hal itu akan disebut Resurrection’ kebangkitan.” Perlu dijelaskan disini bahwa Dr James Tabor sendiri tidak memiliki keyakinan bahwa Nabi Isa as selamat dari Penyaliban. Dr Tabor menjelaskan hal ini di dalam bukunya, The Jesus Dynasty, dan di dalam korespondensi pribadinya, bahwa keyakinannya adalah Nabi Isa as mati diatas tiang salib bukan selamat dari Salib. “Ada yang mengatakan bahwa Yesus kemungkinan belum mati secara klinis, tetapi ia telah mengalami beberapa keadaan koma dan kemudian ia pulih… Saya pikir kita tidak perlu meragukan lagi bahwa dengan di eksekusinya Yesus melalui Penyaliban oleh tentara Romawi, ia benar-benar telah mati.” 5 Hal ini nampaknya berkaitan dengan penelitian Dr Tabor yang dipublikasikan secara internasional, 1st Century tomb in Jerusalem yang dikenal sebagai Makam Talpiot dan lebih populer sebagai The Jesus Family Tomb’. Komentar di makam ini berada diluar lingkup artikel ini. Holger Kersten Teolog lain yang menulis tentang pendapat ini adalah seorang ilmuwan Jerman Holger Kresten. Kersten terkenal karena bukunya The Jesus Conspiracy yang berani mengatakan bahwa Kain Kafan dari Turin adalah bukti nyata bahwa Nabi Isa as tidak mati di tiang salib dan penentuan berapa umur kain kafan tersebut sengaja telah disabotase oleh Gereja Katolik untuk menutupi fakta ini. Materi ini akan dibahas di artikel mendatang, tetapi beberapa penelitian Kersten tentang Penyaliban ini cukup bernilai disini. Kersten menyoroti beberapa faktor menarik dari peristiwa Penyaliban yang mendukung pendapat bahwa Nabi Isa as telah selamat. Salah satu bagian dari analisa yang dilakukan oleh Holger Kersten, bersama dengan rekan penulisnya Elmar R. Gruber adalah berfokus pada penjelasan tentang Penguburan Nabi Isa as dan ruangan makam Nabi Isa. Kersten dan Gruber mengutip Injil untuk mendukung tesis mereka; bahwa Penguburan Nabi Isa as tidak pernah sampai selesai. “Yesus tidak diletakkan di dalam ruangan dalam posisi memotong tegak lurus dengan dinding batu makam. Tetapi diletakkan diatas permukaan batu atau balkon terbuka. Pada pagi hari kebangkitan’, Maria Magdalena melihat malaikat berpakatian putih, yang mana mereka disebutkan yang seorang duduk di sebelah kepala’ dan yang lain di sebelah kaki, ditempat tubuh Yesus terbaring’ Yohanes 2012. Yesus tidak ditempatkan membujur keatas, karena jika demikian, tidak ada yang bisa duduk dapat duduk di sebelah kepala… …Yohanes mengatakan bahwa murid setia Yesus berlari kearah kuburan 205 dan menjenguk ke dalam dan melihat kain kafan terletak di tanah. Maria Magdalena menjenguk ke dalam dan melihat ke kuburan’ 2011, dan melihat dua malaikat disamping Yesus terbaring… penjelasan ini mendukung asumsi kami bahwa penguburan Yesus belum selesai. Jika ia sudah terbaring, tempat tersebut tidak akan terlihat lagi dari pintu masuk makam. 6 Setelah itu, Kersten dan Gruber menguraikan penjelasan tentang ratusan kilogram gaharu dan mur yang digunakan pada tubuh Yesus yang dibawa oleh Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus. Mereka membahas tentang sifat medis ramuan tersebut, dimana hal itu telah dibahas secara detail oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad di dalam bukunya Masih Hindustan Me Almasih di Hindustan. Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad menjelaskan bagaimana herbal tersebut digunakan untuk menghasilkan salap khusus yang kemudian disebut Marham Isa. Pendapat Ulama Islam tentang Penyaliban Dua ulama modern yang mendukung teori pingsan’ The Swoon Theory ini adalah Ahmed Deedat dan Shabir Ally. Kedua ulama ini tidak mendukung klaim Jamaah Muslim Ahmadiyah dan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, tetapi mereka berdua dengan tegas mendukung pandangan bahwa Nabi Isa as selamat dari penyaliban, hal yang bertentangan dengan Islam ortodok pada umumnya. Ahmed Deedat Ahmed Dedaat menulis sebuah buku yang berjudul. Crucifixion or Cruci-fiction, dimana pandangan mendukung bahwa Nabi Isa as tidak mati di tiang salib, melainkan beliau selamat dari Penyaliban. Deedat menjelaskan argumen-argumen umum yang disajikan untuk mendukung teori pingsan seperti waktu yang singkat proses Penyaliban, Tanda Nabi Yunus as, dan Nabi Isa as makan dan minum setelah penyaliban. Selain itu Deedat juga merangkum koleksi cerita-cerita unik dari berbagai media tentang orang-orang yang memiliki pengalaman seperti peristiwa kebangkitan Gadis kecil yang telah mati’ bercerita bagaimana ia hidup kembali seletelah 4 hari – “Daily News” 15/11/55 Seorang pria yang telah mati selama dua jam ternyata masih hidup – “keajaiban” yang mengherankan para dokter – Sunday Tribune, 27/3/60 Ia telah mati selama 4 menit – jantungnya telah berhenti tetapi ia masih hidup – Sunday Express, 23/7/61 Dia tidak tahu kalau ia telah meninggal selama 90 detik – Cape Argus, 16/3/61 Dr. Hitge kembali dari kematian – Cape Argus, 4/5/61 Peti mati perpindah – Seorang pemuda tidak jadi dikubur hidup-hidup – Sunday Tribune, 13/5/62 Kembali dari kematian – setelah disangka mati selama 2 hari – Post, 25/7/65 “Mayat” mengedipkan matanya pada pengurus pemakaman – dokter menulis sertifikat kematian – Daily News, 25/3/75 “Secara klinis telah mati” – seorang balita hidup kembali setelah satu jam perjuangan hidup – Natal Mercury, 5/12/82 Apakah dia mati atau hidup? Dilema yang dihadapi dokter transplantasi Sunday Tribune, 17/7/83 Berguncang dan bangkit – Dinyatakan mati secara klinis karena terlalu banyak minuman keras Natal – Daily News, 3/1/84 7 Ahmed Deedat sangat disegani dalam berbagai dialog Kristen-Islam dan debat publik. Gayanya yang tanpa kompromi membuatnya banyak pendukung dari berbagai sekolah pemikiran Islam dan juga dari para lawan. Memiliki pandangan yang tampaknya mendukung Ahmadiyah tentu akan menarik perhatian dan kritik dari Muslim dan Kristen lainnya. Salah satu kritik tersebut adalah dari Mohammed Bana dari Afrika Selatan “Deedat gemar memberikan kuliah tentang denominasi lain, tetapi sangat jarang tentang Islam. Dia tampaknya memiliki satu pandangan khusus yaitu tentang Penyaliban Yesus. Dalam kuliah-kuliahnya ia hampir tidak memberikan pandangan dari sudut pandang Islam, ataupun sudut pandang Kristen, sehingga membingungkan para pendengarnya. Saya yakin ia suka menyenangkan kelompok Qadiani di negeri ini dengan sebagian besar memberikan pandangan mereka bahwa Yesus, setelah dinaikkan di tiang salib, kemudian pingsan. Sekarang mengapa Deedat memberitahu pendengarnya bahwa Yesus pingsan setelah disalibkan, karena tidak satupun di dalam Al-Qur’an disebutkan tentang Yesus disalibkan dan pingsan. Hanya Deedat yang dapat menjelaskan kepada kita apakah dia tengah berkotbah tentang doktrin Kristen, doktrin Islam atau doktrin Qadiani. 8 Kritikan lainnya berasal dari John Gilchrist, seorang apologis Kristen dan salah satu penulis dari situs Answering Islam’. Gilchrist menulis “Kami tak pernah berhenti bertanya-tanya mengapa Ahmed Deedat terus mengangkat isu teori bahwa Yesus memang telah disalibkan tetapi selamat dari kematian salib. Keheranan kami muncul dari dua pertimbangan. Disatu sisi sisi pandangan ini hanya dipegang oleh aliran sesat sekte Islam Ahmadiyah dan mereka dikecam oleh Kristen maupun Islam. 9 Shabir Ally Shabir Ally adalah Presiden Islamic Information and Dawah International Centre yang berpusat di Toronto, Kanada. Shabir Ally mendapatkan gelar BA dan MA dalam studi Agama dan saat ini sedang mengejar gelar PhD serta menjadi Imam dan pembawa acara TV mingguan berjudul Biarkan Al-Qur’an Bicara’ Let the Qur’an Speak Di awal-awal debat-debat dengan banyak sarjana Kristen yang terkenal, Shabir Ally memposisikan diri dengan berpendapat bahwa Nabi Isa as tidak pernah dinaikkan di tiang salib, melainkan orang lain menggantikannya di tiang salib. Belakangan, dalam debat-debat publiknya, Shabir telah mengubah pendekatannya dengan posisi mendukung pandangan Ahmadiyah bahwa Nabi Isa as telah selamat dari Penyaliban. Bagi pihak Kristen, ini adalah titik serangan mereka melawan Ally mengapa ulama tersebut mendukung pandangan yang dimiliki oleh sekte yang dianggap sesat oleh Muslim ortodoks? Dalam sesi tanya jawab setelah pembicaraan di Universitas Toronto, seorang kristen apologis, Tony Costa Junior, mengajukan keberatan ini terhadap Ally. Meskipun Shabir menjelaskan bahwa ia percaya dengan selamatnya Nabi Isa di tiang salib, tetapi menolak klaim Ahmadiyah bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad telah menggenapi nubuatan tentang kedatangan Almasih kedua kali, ia secara terbuka mengakui “Saya telah melihat berbagai penjelasan yang umumnya diikuti oleh Muslim Sunni, bahwa ada orang lain yang telah menggantikan Nabi Isa as di kayu salib, dan saya telah menyaksikan bahwa meskipun terdapat berbagai macam penjelasan, para komentator tidak sependapat khususnya tentang apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu dan bagaimana pergantian tersebut dilakukan. Dan tampaknya mereka mengikuti pendapat yang berasal dari Irak, menurut sebuah analisa yang baik oleh seorang Neal Robinson, yang sekarang telah menjadi Muslim, dalam bukunya Kristus Dalam Islam dan Kristen… Terdapat rencana untuk membunuh Nabi Isa as tetapi mereka tidak berhasil membunuhnya dan tidak pula menyalibkannya, menyalibkannya dalam arti membunuhnya melalui penyaliban. Itu adalah definisi yang telah dijelaskan dalam Tafsirul-Qur’an oleh Abdul Majid Daryabadi, yang merupakan Tafsir Al-Qur’an Sunni. Jadi saya tetap dalam posisi saya dan tidak mengubahnya, tetapi itu hanya penafsiran. Dalam korespondensi saya pribadi dengan Shabir Ally, ia menjelaskan kepada saya pandangannya dalam kalimat berikut “Dalam pandangan Sunni, akhir dari Nabi Isa as adalah misteri. Tafsir umum dari Al-Qur’an 4157 hampir semuanya menafsirkan bahwa orang lain yang disalibkan. Tetapi beberapa penafsir modern bersedia menerima bahwa yang dimaksudkan sebenarnya adalah Nabi Isa as tidak mati di tiang salib. Dan sepertinya menurut saya pendekatan terakhir lebih benar.” Setelah mengatakan itu ia dengan dengan cepat menambahkan “Tahun lalu saya telah membaca buku Yesus Wafat di Kashmir dan yang terbaru adalah buku Yesus di India. Saya harus mengatakan bahwa saya tidak menemukan hal yang meyakinkan. Bagi saya Keyakinan bahwa Nabi Isa as selamat dari tiang salib tidak berarti bahwa ia melakukan perjalanan ke luar Palestina. Saya tidak tahu apa yang akhirnya terjadi pada sosok Nabi Isa as.” Meskipun secara terbuka ia menjauhkan diri dari pendapat Muslim Ahmadiyah dan Mirza Ghulam Ahmad, Shabir Ally telah menyatakan bahwa posisinya tentang Penyaliban adalah sesuai dengan pandangan yang diungkapkan oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dan diyakini oleh para Ahmadi Muslim. Nubuatan Mematahkan Salib’ di Akhir Zaman Simbolisme Penyaliban, khususnya Salib’ menarik disebutkan secara khusus dalam tradisi Islam dalam kaitannya dengan kedatangan Almasih kedua kali. Di dalam Sahih Bukhari beberapa kali disebutkan bahwa Nabi Isa yang akan datang akan memecahkan Salib “Diriwayatkan dari Abu Hurairah Rasulullah saw bersabda “..akan semakin dekat waktu turunnya kepada kalian Isa bin Maryam sebagai pemimpin yang adil, dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus upeti, dan hartapun semakin berlimpah, hingga tidak ada seorangpun yang mau menerimanya sebagai penerima zakat” 10 Penafsir Islam umumnya menyatakan bawha nubuatan ini dimaknai secara literal, yaitu memecahkan semua salib dalam arti sebenarnya. Khalifah Ahmadiyah IV, Mirza Tahir Ahmad, menjelaskan pandangan lain, yang jika ditafsirkan seperti itu akan terdapat kejanggalan. “Ia akan mulai meluncurkan kampanye melawan Kristen. Strateginya adalah dengan mematahkan setiap salib di dunia, yaitu benda apapun yang berbentuk salib. Ia akan mendatangi setiap katedral, setiap biara, tiap gereja dan kuil dan pertapaan Kristen. Ia akan menyusuri setiap jalan di tiap kota dan memperhatikan setiap orang yang lewat untuk mencari salib. Wanita mungkin akan menjadi sasaran utama pengawasan karena ia akan menyadari kebiasaan mereka yang jelek yang memiliki ukiran salib pada perhiasan dan ornamen mereka. Ia juga mengawasi mereka yang juga memakai kalung salib yang menggantung di leher mereka. Sehingga ia akan merebut semua kalung, gelang, liontin dan anting-anting yang bertanda salib. Malang benar para wanita yang lewat di depan Yesus tersebut, tetapi kemana mereka bisa bersembunyi? Sosok tersebut akan memasuki setiap rumah, mencari ke laci-laci lemari dan kotak perhiasan. Setiap dinding dan sudut rumah akan dia perhatikan. Salib harus dihancurkan dan dimusnahkan dari muka bumi ini. Ia tidak akan mati Sebelum tugas ini selesai. Inilah pandangan ortodoksi Muslim tetang misi Nabi Isa as jika ia kembali ke bumi ini. 11 Penjelasan tentang maksud sebenarnya dari permisalan ini telah dijelaskan secara rinci oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dan penggenapan dari nubuatan ini sangat jelas nampak dalam kehidupan kita. Beliau menjelaskan tentang “Mematahkan Salib “Hadits ini tidak berarti bahwa Nabi Isa yang dijanjikan akan membunuh orang-orang kafir dan mematahkan salib; melainkan, mematahkan salib itu maksudnya adalah pada masa tersebut Tuhan langit dan Bumi, akan menzahirkan hakikat tersembunyi, yang dengan itu seluruh struktur salib hancur seketika. …Sesuai dengan janji itu ia muncul sebagai Almasih yang dijanjikan. Kemudian tibalah saat untuk menghancurkan salib, yaitu masa dimana kesalahan-kesalahan akidah salib akan disibakkan seperti sepotong kayu dipatahkan menjadi dua. Jadi sekarang Langit telah membukakan jalan bagi penghancuran Salib, sehingga para pencari kebenaran dapat bangkit dan mencari. 12 Kesimpulan Di zaman modern ini adalah eranya komunikasi digital satelit dan internet serta kebebasan beragama telah menyebar dengan luas, doktrin Penyaliban dan akidah Salib’ telah banyak dipertanyakan yang mana belum pernah terjadi sebelumnya. Banyak stasiun televisi yang menampilkan dokumenter dan film yang menyajikan bukti-bukti dimana keyakinan kaum Kristiani tentang Penyaliban dan Kebangkitan adalah keliru. Yang terbaru adalah film dokumenter yang berjudul Jesus in India’ yang diproduksi dan disutradarai oleh Paul Davids. Film yang berfokus pada pertanyaan tentang dimana Nabi Isa as menghabiskan kehidupannya antara usia 12 dan 30 tahun, jejak investigasi membawa sang eksplorer film Edward T Martin ke India dan akhirnya sampai ke makan Rozabal di Kashmir. Film ini juga mengeksplorasi pandangan-pandangan tentang selamatnya Yesus dari proses Penyaliban. Setelah hampir 2000 tahun diliputi kebingungan dan misteri tentang penyaliban kehidupan Nabi Isa as, muncullah penjelasan dan analisa rinci yang disampaikan oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad. Menggabungkan wahyu Ilahi dan ilmu pengetahuan, kajian dari berbagai agama dan budaya, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad telah meletakkan titik terang terhadap peristiwa ini. Buku beliau Masih Hindustan Me Jesus in India telah meletakkan dasar-dasar penelitian yang membawa pada tahap saat ini, memerika bukti-bukti seputar perjalanan Nabi Isa as ke India. Tulisan ini telah diakui oleh para cendikiawan sebagai teks pertama yang menghubungkan kehidupan Nabi Isa di Palestina dan selamatnya beliau di tiang salib dengan perjalanan Nabi Isa ke Timur sampai akhirnya dimakamkan di Srinagar, Kashmir. Masih banyak perdebatan seputar permasalahan ini, tetapi kami melihat bahwa karya ilmiah dari seorang yang berasal dari desa kecil di India kini telah menjangkau khalayak masyarakat di seluruh dunia, dan orang-orang yang menentang Ahmadiyahpun kini mulai mengakui kebenaran beberapa keyakinan dan pernyataan berani yang sangat kontroversial tersebut sampai saat ini. Menghilangkan kegelapan dan kebingungan seputar Nabi Isa as telah dirangkum oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad dengan mengatakan dalam bukunya Jesus in India “Akan tetapi sekarang, kegelapan tidak akan ada lagi. Malam telah berlalu dan berganti siang. Beberkatlah dia yang sekarang tidak luput lagi. Referensi 1. Modern Jerusalem, City of the Great King, James Turner Barclay, 1858, Challen, pp 493. 2. Bible, 1 Corinthians 1514 3. Did Jesus Die?’, BBC4/ Wild Planet Productions. 4. ibid. 5. The Jesus Dynasty Dr. James Tabor, Harper Element, London 2006, 6. Jesus lived in India, Holger Kersten, Element Books, London 1991, 7. Crucifixion of Crucifiction, Ahmed Deedat, Islamic Book Services, 2001, Chapter 9 – Ressurections Daily!” 8. Mohammed Bana, Allegations Confirmed, 9. The Crucifixion of Christ A Fact, not Fiction, John Gilchrist, 10. Sahih Bukhari, Volume 3, Book 43, Number 656, 323425 and 455657 and Sunan Abu Dawud book 37, number 4310 11. Revelation, Rationality, Knowledge and Truth, Hadhrat Mirza Tahir Ahmadru, Islam International Publications Ltd, Tilford 1998, Part 7, Section 3. 12. Jesus in India, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmadas, Islam International Publications Ltd, Tilford 1989. 13. Official website * Penulis adalah peneliti Alkitab dan Editor website Tomb of Jesus, belum lama ia diwawancarai untuk film garapan Paul Davids – Jesus in India’ – yang pertama kali ditayangkan di Sundance Channel.
Daripadakamu bingung, simak penjelasannya tentang perbedaan Islam dan Kristen tentang nabi Isa yaitu Tuhan Yesus berikut ini: 1. Dalam Islam "Allah adalah Tuhan" dalam Kristen "Yahweh adalah Tuhan". Islam : Islam mengenal Tuhan sebagai Allah. Ia adalah Esa yang absolut alias mutlak (Tauhid). Hal ini terdapat dalam Sura 112 "Ia adalah
Khutbah I اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ Jamaah Jumat rahimakumullah, Pada tahun 2018 ini, umat Nasrani memperingati Hari Wafat Isa Al-Masih pada hari Jumat 30 Maret. Pada tahun 2017 lalu Hari Wafat Isa Al-Masih jatuh pada tanggal 25 Maret. Tahun sebelumnya 2016, jatuh pada tanggal 14 April, dan tahun 2014 jatuh pada tanggal 3 April. Jatuhnya hari besar bagi umat Nasrani ini tidak menentu setiap tahunnnya dalam sistem kalender Masehi karena berentang antara tanggal 22 Maret dan 25 April. Umat Nasrani meyakini bahwa Isa Al-Masih wafat dalam kayu salib pada hari Jumat. Hari itu kemudian disebut Jumat Agung. Dari sinilah istilah Jumat Agung itu berasal. Jadi istilah Jumat Agung memang berasal dari tradisi Nasrani. Namun Islam mengenal Jumat Mubarokah, yang maksudnya adalah hari Jumat yang dibarakahi Allah subhanahu wata’ala tanpa dibatasi dengan tanggal, bulan atau tahun tertentu. Jamaah Jumat rahimakumullah, Menurut aqidah Islam, umat Islam wajib mempercayai bahwa Isa alaihis salam adalah salah seorang dari kedua puluh lima Nabi dan Rasul yang wajib diimani. Mereka wajib mengetahui dan meyakini kebenarannya. Jadi kalau pada saat ini kita membicarakan tentang Nabi Isa alaihim salam pada hari yang oleh orang-orang Nasrani disebut hari wafatnya tidak salah karena Islam berkepentingan meluruskan masalah ini, yakni terutama tentang penyaliban dan kamatian Nabi Isa alaihis salam dan akan turunnya ke bumi di masa depan sebelum hari Kiamat. Secara jelas dan tegas, Allah subhanahu wata’ala dalam Al-Qur’an, Surat An-Nisa, ayat 157, memberikan bantahan tentang penyaliban Nabi Isa alaihis salam sebagai berikut وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ Artinya “Mereka tidaklah membunuh Isa dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa.” Jamaah Jumat rahimakumullah, Dalam doktrin Nasrani, para pemeluknya diwajibkan meyakini bahwa Isa Al-Masih meninggal dunia dalam kayu salib. Penyalipan ini sangat penting bagi mereka karena berkaitan langsung dengan doktrin pengampunan dosa asal original sin. Yang mereka maksud dengan dosa asal adalah dosa warisan yang secara turun temurun diwariskan oleh Adam dan Hawa kepada semua manusia akibat memakan buah khuldi di surga. Dosa asal tersebut kemudian ditebus oleh Isa dengan penyaliban dirinya di kayu salib hingga meninggal dunia. Di dalam Islam, doktrin tentang dosa warisan tidak dikenal. Justru Islam mengajarkan bahwa setiap anak manusia lahir ke bumi dalam keadaan suci tanpa membawa dosa apapun dan dari siapa pun termasuk dari kedua orang tuanya sendiri dan apalagi dosa Nabi Adam dan Hawa. Hal ini sebagaimana ditegaskan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam haditsnya yang diriwayatkan dari Abi Hurairah RA كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ Artinya “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah suci.” Jamaah Jumat rahimakumullah, Bahwa Isa Al-Masih wafat merupakan dogma yang harus diyakini oleh para pemeluk Nasrani sebagaimana mereka harus meyakini bahwa setelah wafat kemudian hidup kembali pada hari ketiga, tepatnya pada hari Minggu, yang kemudian dikenal dengan Minggu Paskah atau Hari Kebangkitan Isa Al-Masih. Pertanyaannya kemudian, bagaimanakah pandangan Islam yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits tentang wafatnya Nabi Isa yang oleh orang-orang Nasrani diyakini hidup kembali? Para ahli tafsir bersepakat bahwa Nabi Isa 'alaihis salam tidak pernah disalib. Sebagaimana ditegaskan dalam Surat An-Nisa, ayat 157 tadi, orang yang meninggal dalam kayu Salib tersebut sebetulnya adalah seseorang yang oleh Allah subhanahu wata’ala diserupakan dengan Nabi Isa 'alaihis salam. Banyak pihak meyakini ia bernama Yudas Iskariot. Sekali lagi pada kasus penyaliban ini para ahli tafsir dalam Islam bersepakat satu pandangan, namun terkait dengan pertanyaan apakah Nabi Isa benar-benar telah wafat, mereka tidak bersepakat. Jamaah Jumat rahimakumullah, Para ahli tafsir dalam Islam memang terbelah dua dalam menyikapi apakah Nabi Isa 'alaihis salam telah wafat atau masih hidup. Mereka memiliki argumentasi masing-masing yang pada intinya mereka berbeda dalam menafsirkan Surat Ali Imran ayat 55, Surat Al-Maidah ayat 117 dan 144 serta Surat An-Nisa’ ayat 159. Perbedaan penafsiaran terjadi terutama dalam memaknai kata مُتَوَفِّيكَ“mutawaffika” yang terdapat dalam Al-Quran Surat Ali Imran, ayat 55 sebagai berikut إِذْ قالَ اللهُ يا عيسى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَ رافِعُكَ إِلَيَّ وَ مُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذينَ كَفَرُوا Artinya “Ingatlah tatkala Allah berkata Wahai lsa,sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau dan mengangkat engkau kepada-Ku, dan membersihkan engkau dari orang-orang yang kafir. ” Beberapa ahli tafsir meyakini bahwa kata-kata مُتَوَفِّيكَ yang artinya “mewafatkan engkau” pada ayat di atas bermakna sesuai dengan arti leksikal atau makna dhahirnya, yakni “wafat” atau “mati”. Dengan pemahaman seperti itu mereka meyakini bahwa Nabi Isa 'alaihis salam benar-benar telah diwafatkan oleh Allah sebagaimana Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Para ahli tafsir yang memiliki pemahaman seperti ini antara lain adalah Buya Hamka, Syaikh Muhammad Abduh dan Sayyid Rasyid Ridha, Mahmud Syaltut, dan sebagainya. Selain itu, mereka dalam menafsirkan kata-kata وَ رَافِعُكَ yang artinya “Allah mengangkat engkau Nabi Isa” sebagaimana terdapat dalam Surat Ali Imran, ayat 55, bukan dalam arti bahwa Allah mengangkat ruh dan jasmani beliau ke langit, tetapi Allah mengangkat derajat Nabi Isa 'alaihis salam tinggi-tinggi sebagaimana Allah mengangkat derajat para nabi lainnya. Jadi yang diangkat oleh Allah menurut para ahli tafsir tersebut bukan fisik dan rohani Nabi Isa 'alaihis salam melainkan hanya derajatnya sehingga bersifat immaterial. Demikian pula terkait dengan akan turunnya Nabi Isa 'alaihis salam ke bumi, mereka menafsirkan bahwa bukan jasad dan ruh Nabi Isa 'alaihis salam yang akan turun ke bumi, melainkan ajarannya yang asli yang penuh rahmat, cinta dan damai. Ajaran itu mengambil maksud pokok dari syariat. Lihat Syaikh Muhammad Abduh, Tafsir Al-Qur’an al-Hakim [Tafsir al-Mannar], Kairo, Dar al-Mannar, 1376 H, Juz 3,Cet. III, hal. 317. Jamaah Jumat rahimakumullah, Beberapa ahli tafsir lainnya yang meyakini bahwa Nabi Isa 'alaihis salam belum wafat atau masih hidup mendasarkan pemahamannya bahwa kata مُتَوَفِّيكَ pada Surat Ali Imran ayat 55 tidak bermakna leksikal “mewafatkan engkau” tetapi bermakna kontekstual, yakni “menidurkan engkau”, sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir bahwa yang dimaksud dengan اَلْوَفَاةُ “wafat” terkait Nabi Isa 'alaihis salam adalah اَلنَّوْمُ yang artinya “tidur”. Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-Adhim, Bairut, Dar Ibn Hazm, 2000, hal. 368. Pemaknaan kontekstual seperti itu berimplikasi bahwa Nabi Isa 'alaihis salam belum wafat atau masih hidup baik secara fisk maupun non-fisik karena mereka meyakini Allah mengambil ruh dan jasad Nabi Isa secara bersama sama untuk diangkat ke langit dalam keadaan tidur. Implikasi berikutnya adalah mereka memahami bahwa Nabi Isa akan turun ke bumi dengan jasad dan ruhnya di masa depan berdasarkan hadits-hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Para ahli tafsir yang memilih pemaknaan seperti ini selain Ibnu Katsir, adalah Al Baidhawi, Syaikh Thanthawi, Ibnu Taimiyah, dan lain sebagainya. Jamaah Jumat rahimakumullah, Meskipun terdapat dua kubu ahli tafsir yang berbeda pendapat tentang sudah wafatnya Nabi Isa 'alaihis salam, namun sebagian besar umat Islam sepakat bahwa Nabi Isa 'alaihis salam masih hidup sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Athiyah dalam kitab tafsirnya Al-Muharrar Al-Wajiz sebagai berikut وَأَجْمَعَتِ الْأُمَّةُعَلَى مَا تَضَمَّنَهُ الْحَدِيثُ الْمُتَوَاتِرُمِنْ أَنَّ عِيسَى فِي السَّمَاءِ حَيٌّ،وَأَنَّهُ يَنْزِلُ فِي آخِرِالزَّمَانِ، فَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ، وَيَكْسِرُالصَّلِيبَ، وَيَقْتُلُ الدَّجَّالَ، وَيَفِيضُ الْعَدْلُ، وَتَظْهَرُ بِهِ الْمِلَّةُ، مِلَّةُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَيَحُجُّ الْبَيْتَ، وَيَعْتَمِرُ، وَيَبْقَى فِي الْأَرْضِ أَرْبَعًا وَعِشْرِينَ سَنَةً» وَقِيلَ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُمِيْتُهُ اللهُ تَعَالَى Artinya “Umat Islam sepakat untuk meyakinkan kandungan hadis yang mutawatir bahwa Nabi Isa hidup di langit. Beliau akan turun di akhir zaman, membunuh babi, mematahkan salib, membunuh Dajjal, menegakkan keadilan, agama Nabi Muhammad menjadi menang bersama beliau, Nabi Isa juga berhaji dan umrah, dan menetap di bumi selama dua puluh empat. Ada juga yang menyakan 40 tahun dan kemudian Allah mewafatkannya.” lihat Ibnu Athiyyah, al-Muharrar al-Wajiz, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2001, Juz I, hal. 444. Jamaah Jumat rahimakumullah, Menyikapi khilafiyah di bidang keyakinan sebagaimana diuraikan di atas, umat Islam tidak perlu berkecil hati ataupun mengkhawatirkan sesuatu sebab masalah ini bukanlah masalah keimanan yang bersifat fundamental, melainkan lebih merupakan perbedaan biasa karena secara umum merupakan perbedaan budaya. Masing-masing umat Islam baik yang percaya maupun tidak percaya bahwa Nabi Isa alaihis salam masih hidup tidak berisiko menanggung apa pun sebab persoalan ini bukan masalah qath’i. Mereka tetap sama-sama mukmin dan bukan kafir. جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama UNU Surakarta
Skripsiini berupaya untuk mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Isa as. Secara khusus berupaya mengungkap penafsiran yang terdapat dalam kitab Tafsir Al-Manar karya Muhammad 'Abduh dan Rasyid Ridha, yaitu bagaimana mereka berbicara tentang kematian dan penyaliban Isa as dalam memaknai ayat-ayat al-Qur'an yang terkait. Allah tidak menghendaki orang-orang kafir membunuh Isa Almasih, melainkan mengangkanya ke sisi-Nya, dan mengumumkan kabar gembira kepada umat manusia bahwa nabi Isa akan turun ke bumi menjelang Akhir jaman untuk mengemban misi selanjutnya dari Allah. Berikut ini adalah Ayat AlQuran yang menyatakan tentang Penyangkalan Penyaliban Isa Almasih Yesus 157 dan karena ucapan mereka “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. 158. Tetapi yang sebenarnya, Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Penjelasan; Seperti dijelaskan dalam AlQuran Surat An Nissa157-158 tersebut diatas, Faktanya menunjukan bahwa AlQuran sendiri dengan sangat tegas Membantah bahwa Nabi Isa Almasih disalibkan dan lebih lanjut AlQuran sendiri dengan tegas menyatakan bahwa Isa Almasih diangkat oleh Allah kesurga. Adanya fakta seperti tsb diatas menunjukan fakta bahwa nabi Isa sampai detik ini masih belum mati/ belum pernah mengalami kematian sekaligus menunjukan fakta Isa Almasih BUKAN Tuhan karna sangat jelas sekali bahwa antara Yang Mengangkat dan Yang Diangkat adalah berbeda. Dan dengan adanya keterangan – keterangan yang demikian tsb diatas, maka hal tsb menunjukan fakta bahwa penjelasan tentang Isa Almasih/ Yesus yang tertulis dalam AlQuran dan Alkitab adalah sangat jauh berbeda dan hal tsb seharusnya cukup untuk membantah tuduhan umat kristen yang menyatakan bahwa AlQuran membenarkan ketuhanan Isa Almasih/ Yesus. “Wasalam”Merekatidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (An-Nisa': 157-158)Antara Islam dan Kristen terjadi perbedaan pandangan soal kematian nabi Isa. Bagaimana kematian Nabi Isa menurut Al-Quran? Qs 4157 seolah-olah menolak penyaliban dan wafatnya Isa Al-Masih. Tapi benarkah Al-Quran menolak penyaliban-Nya? Dengan memahami ayat Al-Quran dan pendapat ulama-ulama Islam kita akan mengetahui kebenaran tentang penyaliban dan cara nabi Isa meninggal. Penyaliban Nabi Isa Menurut Pakar Islam Salah satu ayat membahas tentang penyaliban Nabi Isa menurut Al-Quran,“…”Sesungguhnya … mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka …” Qs 4157. Memang benar, bukan mereka orang-orang Yahudi itu, melainkan prajurit-prajurit Romawilah yang menyalibkan Isa. Ulama Muslim, Dr. Kamel Hussein menegaskan “Gagasan penggantian Kristus [Isa Al-Masih] adalah cara yang sangat kasar dalam menjelaskan teks Al-Quran. Teori ini menimbulkan banyak pertanyaan. Sekarang ini tidak ada Muslim yang berbudaya percaya teori ini.” Dr. Mahmoud Ayoub, pakar Muslim lainnya mengakui, “Teori penggantian tidak tepat, apapun bentuk atau tujuannya … teori ini mengolok-olok keadilan ilahi dan perjanjian Tuhan dengan manusia sejak dulu.” Kematian Nabi Isa Menurut Al-Quran Satu bagian ayat tentang kematian Nabi Isa menurut Al-Quran menegaskan “… Allah berfirman “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu …“ Qs 355. Fakhruddin Razi, ulama Muslim, mengakui bahwa kematian fisik Isa Al-Masih secara harafiah adalah tafsir yang benar. Penafsir Muslim awal-awal, Al-Tabari menulis “Meninggal'wafat berarti kematian yang sungguh, secara harafiah, yaitu,Aku menyebabkan engkau mati secara harfiah.'” Yang membingungkan ialah, mengapa kedua ayat Al-Quran itu nampaknya bertentangan soal penyaliban dan kematian Nabi Isa. Kesaksian Para Saksi Mata Kesaksian paling sahih ialah para murid Isa Al-Masih, seperti Yohanes yang hadir saat penyaliban-Nya Injil, Rasul Besar Yohanes 1926. Injil Allah mencatat,“… prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, …”Injil, Rasul Besar Yohanes 1923. Injil ditulis sekitar tahun 90 masehi, dekat dengan peristiwa penyaliban itu, tahun 33 masehi. Berkah Bagi Manusia Dibalik Penyaliban dan Kematian Nabi Isa Isa Al-Masih bersabda, “Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” Injil Rasul Besar Matius 2628. Mengapa perlu pengampunan Isa Al-Masih? Sebab syarat masuk sorga ialah suci 100% atau tidak berdosa satu pun, bukannya kebaikan 51% ke kebaikan kita tidak mencapai 100%, maka tidak layak masuk sorga, melainkan pasti ke neraka. Karena itulah Isa Al-Masih rela mati di salib guna memberikan pengampunan dosa dan hidup kekal kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Pengampunan dan kehidupan kekal itu ditawarkan kepada semua orang, termasuk para Muslim. Jadi pandangan penyaliban menurut pakar Muslim adalah benar dan berdasarkan fakta. Kematian Nabi Isa menjamin pengampunan dosa dan surga, bagi yang percaya kepada-Nya. Kami sediakan penjelasan tambahan tentang keselamatan kekal buat Anda. Fokus Pertanyaan Untuk Dijawab Pembaca Staf IDI berharap Pembaca hanya memberi komentar yang menanggapi salah satu pertanyaan berikut Kebenaran Injil Allah soal penyaliban Isa Al-Masih, diakui oleh pakar Islam dan Al-Quran, Bagaimanakah seharusnya sikap kita terhadap Injil Allah? Menurut Saudara apakah keistimewaan kematian nabi Isa dibanding kematian para pendiri agama lainnya? Mengapa lewat penyaliban dan wafatnya Isa Al-Masih berkuasa menyelamatkan manusia? Komentar yang tidak berhubungan dengan tiga pertanyaan di atas, walaupun dari Kristen maupun Islam, maaf bila terpaksa kami hapus. Artikel Terkait Berikut ini link-link yang berhubungan dengan artikel “Kematian Nabi Isa Menurut Al-Quran Isa Al-Masih Wafat!” Jika Anda berminat, silahkan klik pada link-link berikut Menjawab Keraguan Islam Akan Kematian Isa Al-Masih Fakta Kematian Isa Al-Masih Pandangan Al-Quran Tentang Kematian Isa Al-Masih Hikmah Wafat Muhammad Dan Isa Al-Masih Video Mengapa Isa Al-Masih Harus Wafat? Untuk menolong para pembaca, kami memberi tanda ***** pada komentar-komentar yang kami rasa terbaik dan paling menolong mengerti artikel di atas. Bila bersedia, silakan juga mendaftar untuk buletin mingguan, “Isa, Islam dan Al-Fatihah.” Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini. atau SMS ke 0812-8100-0718 .